Selasa, 23 Oktober 2012

fungsi bahasa, pengertian bahasa, sejarah linguistik


Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi.

Fungsi bahasa secara khusus, antara lain: 
a. Finochiaro:
Personal
Interpersonal
Direktif
Referensial
Imajinatif

b. Halliday 
instrumental
regulatoris
interaksional
personal
heuristik
imajinatif
representasional

Pengertian Bahasa

Banyak para ahli memberikan definisi bahasa, antara lain:
a.  Bloch & Trager: Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
b.  Carrol: Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
c.  Ferdinand De Saussure: Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
d.  Kridalaksana: Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrar yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.
e.  Sudaryono: Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
f.  William A. Haviland: Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
g.  Wittgenstein: Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.

SEJARAH LINGUISTIK

1. Periode awal
a. India
Di India orang mempelajari bahasa untuk kepentingan ritual, membaca kitab weda. Bahasa yang terdapat pada kitab weda adalah bahasa sansekerta. Panini adalah seorang sarjana Hindu yang memerikan struktur bahasa sansekerta dalam bukunya, Astdhyasi. Ia beranggapan bahwa mempelajari tata bahasa sansekerta itu penting agar hikmah dalam kitab weda tetap terjaga, doa menjadi kabul.
b. Yunani
Kalau orang India lebih memperhatikan dengan teliti tentang peristiwa-peristiwa bahasa dan menguraikan dan menyusunnya secara teratur serta mendalam, berbeda dengan Yunani. Yunani lebih mempersoalkan mengapa terjadi peristiwa tersebut. Hal ini disebabkan oleh latar belakang bidang yang mempengaruhinya, yaitu filosof, yang bertitik tolak pada filsafat (hakikat sesuatu, tentang kebenaran, asal mula).
Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan pada masa ini, yaitu (1) fisis dan nomos, (2) analogi dan anomali.
Bahasa bersifat fisis atau alami karena memiliki hubungan asal-usul, adanya hubungan antara kata dengan benda. Misalnya, Tokek (memiliki hubungan dengan bunyi), supan-supan (tanaman yang menutup ketika disentuh, udang baah (udang yang hanya ada ketika air pasang, baah). Kelompok yang menganut paham ini adalah kaum naturalis.
Bahasa bersifat nomos (konvensi) menutur kaum konvensional menyebutkan bahwa bahasa memiliki makna yang diperoleh dari kebiasaan atau tradisi yang kemungkinan dapat berubah. Sebagian besar konsep benda, sifat, dan keadaannya yang sama diungkapkan dalam kata yang berbeda, misal buku, lantai, dll.
Analogi (teratur), misalnya regular verbs, pemajemukan è book:books
Anomali (tidak teratur), misalnya irregular verbs è child:children, write: wrote
Tokoh-tokoh Yunani antara lain Plato yang mempersoalkan hubungan antara lambang dan acuan. Ia membagi kelas kata atas onoma dan rhema. Aristoteles menganggap bahwa lambang dan acuan memiliki hubungan konvensional. Ia membagi kelas kata atas nomen, verbum, syndesmoi, arthon. Sedangkan kaum Alexandrian membagi kelas kata menjadi onoma (kt.benda), rhema (kt.kerja), motosche (partikel), arthon (kt.sandang), antonymia (kt.ganti), prothesis (kt.depan), epirrthema (kt.keterangan), dan syndesmoi (kt.sambung).
c. Masa Romawi
Salah satu tokoh yang terkenal di masa Romawi adalahVarro yang membuat buku berjudul De Lingua Latina. Buku tersebut membahas etimologi (ilmu yang mempelajari asal mula kata), morfologi (kt.benda, kt.kerja, partisipel, adverbium). Selain itu, Priscia juga telah membuat tata bahasa priscia yang membahas fonologi (bunyi dan penggambarannya), morfologi (diksià kelas kata), dan sintaksis (gramatika).
d. Masa Pertengahan
Pada masa pertengahan, bahasa Latin dianggap sebagai bahasa gereja, bahasa diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Pada masa ini terdapat Kaum Stoik yang masih mempersoalkan lambang dan acuan (fisis, nomos, analogi dan anomali). Mereka menghasilkan Tata bahasa spekulativa yang beranggapan bahwa semua bahasa memiliki kata untuk konsep yang sama, dan semua bahasa akan menyatakan kesamaan jenis kata dan kategori gramatikal yang lainnya.
e. Masa Renaissance
Pada masa ini sudah banyak penguasaan terhadap bahasa Latin, Yunani, Ibrani, dan Arab. Kajian sudah menitikberatkan bahasa dari segi pembahasan, penyusunan tata bahasa, dan perbandingan.

2. Periode Perkembangan
Pada periode ini ilmu perbandingan bahasa mencapai puncaknya. misalnya pengkajian terhadap bahasa dilakukan untuk kepentingan agama kristen. Hal ini dilatarbelakangi oleh terpecahnya kristen menjadi kristen katolik dan protestan. Adanya krisis keuangan menyebabkan gereja pada saat itu menerbitkan surat pengampunan dosa yang kemudian ditentang. Akibatnya, kitab injil menjadi berbeda, injil yang dibawa ke Eropa Timur dan injil yang dibawa dari Ibrani juga berubah. Dari perubahan ini muncullah keinginan untuk mempelajari tata bahasanya yang kemudian dilakukan penelitian dalam bentuk historis komparatif (Perbandingan dua bahasa atau lebih pada periode waktu yang berbeda.).
Pada abad kedelapan belas perhatian mulai diarahkan kepada bahasa-bahasa di luar Eropa. Pengumpulan bahasa secara besar-besaran oleh misionaris. G.W. Leibnitz adalah salah satu tokoh yang membahas kekeluargaan bahasa. Sedangkan Sir William Jones membandingkan bahasa Sansekerta, bahasa Yunani, dan bahasa Latin.
Pada abad kesembilanbelas perhatian terhadap perbandingan bahasa dan pengotonomian bahasa sebagai ilmu. Para pemikir tidak hanya membaca dan membandingkan teks, melainkan mulai mempersoalkan asal usul bahasa. Tokoh pada masa ini adalah E.B. Condillac yang membahas asal mula bahasa berpangkal pada bunyi-bunyi alamiah dalam bentuk teriakan akibat emosi. J.G. Herder menganggap bahasa berasal dari nyanyian yang terbentuk dari bunyi-bunyi langsung dan tidak langsung di sekitarnya. (peniruan bunyi). Sedangkan Wilhelm von Humboldt menganggap bahasa tidak terjadi karena sangat diperlukan. Kata-kata timbul tidak didahului dengan suara, melainkan dari adanya keinginan manusia itu sendiri.

3. Periode Pembaharuan
a. Ferdinand De Saussure
Ferdinand De Saussure adalah Bapak Linguistik Modern karena (1) bahasa telah dikaji secara otonom, (2) pengkajiannya bersifat deskriptif, (3) menggunakan telaah sinkronik (menyelidiki bahasa pada waktu tertentu tanpa membandingkan bahasa dengan bahasa yang lain, dan tanpa membandingkan periode waktunya dengan periode waktu yang lain.).
Konsep yang dikemukakan oleh Ferdinand De Saussure adalah (1) telaah sinkronik dan diakronik, (2) perbedaan Langue dan Parole, (3) perbedaan signifiant dan signifie, dan (4) hubungan sintagmatik dan paradigmatik.

Telaah sinkronis menyelidiki bahasa pada waktu tertentu tanpa membandingkan bahasa dengan bahasa yang lain, dan tanpa membandingkan periode waktunya dengan periode waktu yang lain. Sifatnya horizontal, mendatar. Misalnya, penelitian terhadap bahasa Gorontalo pada masa pendudukan Jepang. Telaah diakronis menyelidiki perkembangan bahasa dari masa ke masa. Sifatnya vertikal. Misalnya, penelitian terhadap bahasa Gorontalo sejak mula adanya sampai sekarang.

Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antara anggota masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. Sedangkan parole merupakan realisasi dari langue, sifatnya konkrit.

Signifian adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam alam pikiran. Sedangkan signifie adalah pengertian atau kesan makna. Signe adalah kata.

Sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam tuturan yang berurutan, linear. Sedangkan paradigmatik merupakan hubungan anatara unsur-unsur yang terdapat dalam tuturan dengan unsur-unsur sejenis.

b. Leonard Bloomfield
Leonard Bloomfield merupakan Bapak linguistik struktural karena pengkajiannya seputar struktur bahasa. Ia tidak mengkaji makna. Makna hanya dianggap sebagai sampingan, periferal. Menurut Leonard Blooomfield setiap bahasa mempunyai struktur. Setiap struktur terdiri atas unsur-unsur yang merupakan bagian dari unsur yang lebih tinggi/besar. Oleh karena itu, harus dicari pendekatan untuk menganalisis strukturnya, misalnya dengan segmentasi.

c. Noam Chomsky
- tata bahasa transformasi
- kompetensi dan performansi
- struktur dalam dan struktur luar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar